Sumber: Kitab Tafsir Ibnu Katsir, Kuliah Tafsir Ustaz Zahazan Mohamed
Ar -Rahman, suatu surah istimewa, di mana disebut dalam sebuah hadith diriwayatkan oleh Imam AsSyauqani di dalam kitab tafsir beliau, sabda nabi SAW:
Setiap perkara itu ada pasangan: dan pasangan bagi Al-Quran ialah surah Ar Rahman, iaitu surah yang diturunkan oleh Allah s.w.t yang diselang selikan dengan peringatan penting buat hamba-hambanya.
﴿فَبِأَىِّ ءَالاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
'Maka nikmat Tuhan-mu manakah yang kamu dustakan?'
Ayat ini disebut 31 kali sebagai tanda peringatan penting untuk jin dan manusia, kita yang mukallaf ini..
Berkata imam al-Mawardi, menjadi sunnah, amalan baik bagi kita yang nabi ajarkan kepada sahabat ; bila kita mendengar firman Allah s.w.t >>> ﴿فَبِأَىِّ ءَالاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ,
Sunat kita jawab,
لَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ فَلَكَ الْحَمْد»
'Tidak ada suatupun dari nikmat-Mu, yang kami dustakan, wahai Rabb kami dan segala puji hanya bagi-Mu.'"
Abu Isa At-Tirmidzi meriwayatkan dari Jabir, ia bercerita: "Rasulullah saw pernah keluar menemui para Sahabatnya, lalu beliau membacakan kepada mereka surat Ar-Rahman dari awal sampai akhir, maka mereka pun diam. Lalu beliau bersabda:
«لَقَدْ قَرَأْتُهَا عَلَى الْجِنِّ لَيْلَةَ الْجِنِّ فَكَانُوا أَحْسَنَ مَرْدُودًا مِنْكُمْ، كُنْتُ كُلَّمَا أَتَيْتُ عَلَى قَوْلِهِ:
﴿فَبِأَىِّ ءَالاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴾
قَالُوا: لَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ فَلَكَ الْحَمْد»
'Sesungguhnya aku telah membacakannya kepada jin pada malam jin, dan mereka lebih baik sambutannya daripada kalian.Setiap kali aku sampai pada bacaan: 'Maka nikmat Rabb-mu manakah yang kamu dustakan?' maka mereka mengatakan: 'Tidak ada suatupun dari nikmat-Mu, yang kami dustakan, wahai Rabb kami dan segala puji hanya bagi-Mu.'"
Kemudian Imam At-Tirmidzi mengungkapkan : "Hadits ini ghorib,”.
Dalam hubungan ayat ini Ibnu Umar berkata:
Ertinya:
Bahwasanya Rasulullah saw telah membaca surah Ar Rahman atau surah itu dibacakan kepadanya, maka beliau bersabda, "Mengapa saya mendengar jin lebih baik jawabnya kepada Tuhannya dari kalian?" Mereka bertanya. "Apakah itu, hai Rasulullah?" Kata beliau tentang jawaban mereka (jin) apabila saya membaca firman Allah "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Maka mereka berkata, "Tidak ada sesuatupun dari nikmat Tuhan yang kami dustakan".
(HR. Ibnu Umar)
Ertinya:
Bahwasanya Rasulullah saw telah membaca surah Ar Rahman atau surah itu dibacakan kepadanya, maka beliau bersabda, "Mengapa saya mendengar jin lebih baik jawabnya kepada Tuhannya dari kalian?" Mereka bertanya. "Apakah itu, hai Rasulullah?" Kata beliau tentang jawaban mereka (jin) apabila saya membaca firman Allah "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Maka mereka berkata, "Tidak ada sesuatupun dari nikmat Tuhan yang kami dustakan".
(HR. Ibnu Umar)
Maksudnya, kita dianjurkan untuk menjawab sebagaimana jawapan para jin… 'Tidak ada suatupun dari nikmat-Mu, yang kami dustakan, wahai Rabb kami dan segala puji hanya bagi-Mu.'… MasyaAllah..jawapan yang penuh rasa kesyukuran…
Allah mengingatkan manusia dan jin; nikmat manakah dari nikmat-nikmat yang telah mereka rasakan itu yang mereka dustakan. Yang dimaksud dengan pendustaan nikmat-nikmat tersebut adalah kekafiran mereka terhadap Tuhan mereka, karena mempersekutukan tuhan-tuhan mereka dengan Allah. Dalam peribadatan adalah bukti tentang kekafiran mereka terhadap tuhan mereka, karena nikmat-nikmat itu harus disyukuri, sedangkan syukur artinya menyembah Yang Memberi nikmat-nikmat kepada mereka.
Ayat tersebut diulang-ulang dalam surah ini 31x banyaknya untuk memperkuat tentang adanya nikmat dan untuk memperingatkannya. Dari itu, sambil Dia menyebut satu persatu dari nikmat-nikmat tersebut Dia memisahkannya dengan kata-kata memperingati dan memperkuat tentang adanya nikmat-nikmat tersebut.
Susunan kata serupa ini banyak terdapat dalam bahasa Arab, dari itu, telah menjadi kebiasaan bahwa seorang mengatakan kepada temannya yang telah menerima kebaikannya, tetapi ia mengingkarinya, "Bukankah engkau dahulu miskin, lalu aku menolongmu sehingga berkecukupan? Apakah engkau mengingkarinya? Bukankah engkau dahulu tidak berpakaian, maka aku memberi pakaian; apakah engkau mengingkarinya? Bukankah engkau dahulu tidak dikenal, maka aku mengangkat derajatmu, lalu engkau menjadi dikenal apakah engkau mengingkarinya?".
Seakan-akan Allah SWT berkata, "Bukankah Aku menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara, Aku jadikan matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, Aku jadikan bermacam-macam kayu-kayuan, Aku jadikan aneka ragam buah-buahan, baik di dusun-dusun untuk mereka yang beriman dan kafir kepada Ku, terkadang Aku menyiraminya dengan air hujan, adakalanya dengan air sungai dan alur-alur; apakah kamu hai manusia dan jin mengingkari yang demikian itu?"...
Ayat tersebut diulang-ulang dalam surah ini 31x banyaknya untuk memperkuat tentang adanya nikmat dan untuk memperingatkannya. Dari itu, sambil Dia menyebut satu persatu dari nikmat-nikmat tersebut Dia memisahkannya dengan kata-kata memperingati dan memperkuat tentang adanya nikmat-nikmat tersebut.
Susunan kata serupa ini banyak terdapat dalam bahasa Arab, dari itu, telah menjadi kebiasaan bahwa seorang mengatakan kepada temannya yang telah menerima kebaikannya, tetapi ia mengingkarinya, "Bukankah engkau dahulu miskin, lalu aku menolongmu sehingga berkecukupan? Apakah engkau mengingkarinya? Bukankah engkau dahulu tidak berpakaian, maka aku memberi pakaian; apakah engkau mengingkarinya? Bukankah engkau dahulu tidak dikenal, maka aku mengangkat derajatmu, lalu engkau menjadi dikenal apakah engkau mengingkarinya?".
Seakan-akan Allah SWT berkata, "Bukankah Aku menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara, Aku jadikan matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, Aku jadikan bermacam-macam kayu-kayuan, Aku jadikan aneka ragam buah-buahan, baik di dusun-dusun untuk mereka yang beriman dan kafir kepada Ku, terkadang Aku menyiraminya dengan air hujan, adakalanya dengan air sungai dan alur-alur; apakah kamu hai manusia dan jin mengingkari yang demikian itu?"...
Ya Allah, kau detikkan hatiku dengan rasa syukur selalu kepadamu, walau tika saat tersenyum mahupun saat aku jatuh tersungkur hiba, Kau sedarkanlah aku saat aku leka dan alpa, dan jangan Engkau golongkan aku ke dalam mereka yang mendustai nikmatmu... wahai Ar-Rahman, Ar-Rahim...
1 comments:
Maaf ye, sya tgk di telefon artikel ini dan saya mendapati bahawa susah untuk saya melihat apa yang tertulis di sini. Jadi saya menasihati saudara supaya letak warna fon tulisan contra dengan warna putih background yang terang ini.
Post a Comment